Kali ini aku ingin
menceritakan padamu tentang hujan.
Aku ingin membawamu pada
cerita di balik setiap rintik-rintiknya, yang sering kali membasahimu,
mengguyurmu dan membuatmu menggerutu kesal. Aku ingin menceritakan kepadamu,
betapa aku menyukai hal yang kau benci itu. Aku ingin menceritakan betapa
bagiku hujan adalah ciptaan Tuhan yang begitu menakjubkan.
Jangan terlalu heran
denganku. Jangan cepat beranggapan bahwa aku aneh karena menyukai hujan. Karena pada dasarnya, aku
juga tidak mengerti bagaimana bisa aku menyukainya.
Itu terjadi begitu saja.
Saat hujan datang, aku hanya
menyadari bahwa ada sesuatu yang kurindukan, ada sesuatu yang harus aku ingat.
Tiap tetes air yang terpantul di jendelaku seakan memaksaku mengingat
memori-memori yang pernah kulalui dahulu. Apapun itu, aku tidak tahu. Pikiranku
seakan pasrah, merelakan semua memori itu terputar kembali dalam otakku- eh
hatiku? Entahlah.
Tidak ada memori yang
menyakitkan, karena aku yakin hujan telah menyeleksi terlebih dahulu setiap cerita
yang pantas untuk aku ingat kembali. Hujan telah menghapus hal-hal menyakitkan.
Itulah mengapa aku selalu menyukai hujan. Hujan meyakinkanku bahwa tiap
butir-butir air yang jatuh ke bahuku tidak akan menyakitiku.
Hujan selalu membawaku pada
kenyataan bahwa setiap hal yang kulalui dalam hidup telah terekam oleh alam,
tidak akan pernah menghilang meski aku sudah mencoba melupakan. Aku akan selalu
diingatkan tentang hal ini, tiap kali hujan turun.
Tiap kali hujan turun.. aku
selalu ingat semuanya. Aku ingat kamu, aku ingat dia, aku ingat kita, aku ingat
mereka.
Aku tidak marah ketika aku
diingatkan tentang hal ini. Karena hanya akan ada selalu hal yang membahagiakan
yang muncul di dalam pikiranku. Bukan berarti aku menjadi bodoh dan buta
terhadap semuanya. Aku hanya ingin merasa bahagia, melupakan hal-hal yang tidak
penting dan menyedihkan, setidaknya ketika hujan turun. Setidaknya, untuk
beberapa waktu saja… hanya ketika hujan turun.
Aku sadar betul bahwa saat
ini aku sedang tersenyum di balik payung kecilku. Aku mungkin menyadari betapa
bodohnya aku memberitahumu tentang rahasia anehku ini. Satu hal yang harus kau
ingat, untuk siapapun di luar sana, jangan terlalu bergede rasa karena
menyadari kenyataan bahwa hujan mampu merekam semua cerita.
"Hei, kau sekarang hanyalah
serpihan kisah dari sekian banyak kisah yang muncul ketika hujan turun. Aku juga tidak bodoh untuk
terus memilihmu sebagai kisah yang kuingat ketika hujan turun. Masih ada cerita lain yang bisa menjadi pilihan selain dirimu. Dan sepertinya sedikit waktu lagi, kau akan tereliminasi.
Memori tentangmu akan dihapus oleh hujan. Mungkin karena kisahmu begitu
sederhana untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama?" Entahlah. Itu urusan
hujan. Aku hanya ingin menunggu dan melihat, bagaimana hujan akan bertindak.
Ah, hujan sudah berhenti.
Sepertinya pemikiran-pemikiran ini juga sudah saatnya untuk dihentikan sampai
di sini dulu.
Satu hal yang harus kau
ingat.
Akan selalu ada waktu bagi
hujan untuk turun, dan akan selalu ada pula waktu untuk berhenti.
Akan selalu ada waktu untuk
memulai kembali, dan akan selalu ada pula waktu untuk mengakhiri lagi.
Dunia akan selalu seperti
itu, kawan. Tidak berujung, selalu
berputar-putar dan akan selalu kembali pada satu titik. Tapi satu hal yang sudah
kupastikan:
TITIK itu bukan lagi dirimu :)